Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada awal tahun 2020 lalu, mengakibatkan berbagai sektor perekonomian pada Indonesia mengalami kelumpuhan, tak terkecuali pada sektor pariwisata Bali. Keadaan tersebut membuat banyak masyarakat Bali harus memutar otaknya untuk tetap dapat menghasilkan rupiah, salah satunya adalah banting stir menjadi petani. Beberapa pemuda Bali, khususnya Desa Gobleg, Buleleng berubah profesi menjadi petani untuk bertahan hidup.
Ide Cerdas 20 Pemuda Bali untuk Memajukan Pertanian
20 Pemuda Desa Gobleg, Buleleng mulai memikirkan inovasi dan gagasan yang dapat berguna untuk menunjang kegiatan bertaninya. Hal tersebut mulai dengan pembentukan Komunitas Petani Muda Keren (PMK) yang menciptakan sistem Smart Farming guna meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya. Dengan adanya sistem Smart Farming oleh para pemuda Bali, Berdasarkan akibat biaya produksi pertanian secara tradisional relatif lebih mahal karena harus membayar tenaga kerja dan waktu yang tidak efisien.
Sistem Smart Farming Dapat Sangat Membantu Kegiatan Pertanian
Sistem Smart Farming gagasan para pemuda bali mengintegerasikan Internet of Things (IoT) pada peralatan pertanian, sehingga dapat mengendalikan menggunakan telepon melalui jarak jauh, sehingga petani tidak perlu seharian berada pada kebun untuk memonitor tanamannya. Peralatan Internet of Things tersebut memiliki beberapa sensor, yang mana adalah sensor PH tanah, hujan, kelembaban tanah, temperatur, tekanan, dan ketinggian lokasi lahan pertanian.
Keunggulan Penerapan Internet of Things pada Dunia Pertanian
Meskipun memerlukan biaya cukup tinggi pada awal pelaksanaan, akan tetapi kedepannya biaya yang membutuhkan dapat menurun secara maksimal. Para pemuda yang tergabung dalam Komunitas Petani Muda Keren (PMK) membeli peralatan Smart Farming sebesar Rp20.000.000,00 secara swadaya. Sistem tersebut telah teroperasikan sejak tahun 2021 pada lahan pertanian tanaman holtikultura seluas 1.000 hingga 3.000 meter persegi. Menggunakan sistem Smart Farming, penyiraman tanaman dengan luas lahan tersebut hanya membutuhkan waktu 15 menit yang dapat melalui jarak jauh menggunakan telepon genggam. Hal tersebut tentu berbanding terbalik apabila penyiraman secara tradisional karena memerlukan waktu hingga delapan jam.
Sistem Smart Farming juga dapat untuk pengendalian hama tanaman. Panel surya yang terintegerasi dengan Internet of Things dapat berfungsi sebagai penerangan lahan pada malam hari, sehingga dapat menarik serangga atau hama lainnya. Selain itu, para petani juga dapat mengetahui waktu bercocok tanam yang tepat untuk melakukan penanaman. Informasi mengenai waktu bercocok tanam tersebut, kini dapat terakses melalui internet, sehingga informasi yang terdapat lebih detail. Lengkapnya informasi tersebut, membuat para petani dapat menentukan waktu rotasi tanaman yang sesuai untuk d ilakukan. Keuntungannya adalah hasil panen para petani meningkat drastis hingga tiga ton.
Belajar Internet of Things dengan Mudah
Penerapan Internet of Things memiliki segudang manfaat bagi kehidupan sehari-hari, seperti yang telah terlaksana oleh para pemuda di Bali. Mempelajari Internet of Things bukanlah suatu hal yang sulit, karena dengan mengikuti E-Course kita dapat menguasainya. Salah satunya adalah dengan mengikuti E-Course di Indobot Academy. Indobot Academy memiliki berbagai macam materi E-Course terkait Internet of Things, antaranya adalah Membuat Alat Monitoring Stok Pakan Ikan untuk Teknisi Elektronik dan Pengembang Perangkat Lunak, Membuat Alat Pemberi Pakan Ikan Otomatis untuk Teknisi Elektronik dan Pengembang Perangkat Lunak, Membuat Alat Pengaman Kebocoran Tabung Gas untuk Teknisi Elektronik dan Pengembang Perangkat Lunak, dan masih banyak materi lainnya yang dapat di pelajari dengan mudah.
Indobot Academy menyediakan berbagai e-course dan workshop terkait Internet of Things yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, mulai dari sektor pertanian, kesehatan, keamanan, dan dunia kuliner. Apabila kalian tertarik untuk belajar Internet of Things dengan mudah, silahkan kunjungi website indobot.co.id/academy