Tim peneliti Telkom University melakukan penelitian dengan membuat alat dengan sistem pengukuran perkembangan e-Growth Chart Monitoring System bagi balita (anak bawah usia lima tahun). Hasil pengukurannya berupa berat dan tinggi balita dalam sekali ukur.
Husneni Mukhtar selaku Ketua Tim mengatakan otomatis sistem akan memberikan hasil kategori tinggi dan berat badan berdasarkan chart tumbuh kembang bayi dan balita.
Awal Ide Pembuatan
Awal mulanya dari membantu kader Posyandu ketika mengukur tumbuh kembang bayi dan balita. Pembuatan teknologi tepat guna itu mengajak lintas bidang keilmuan Teknik Elektro, Instrumentasi Biomedis, serta Desain Industri. Pengembangan perangkat ini sudah berjalan sejak tahun 2020.
Kemudian Husnaeni Bersama Dien Rahmawati, dan Willy Anugrah Cahyadi membetuk tim inti. Mereka melakukan perencanaan dalam pembuatan alat yang nantinya akan membagikan ke beberapa desa Kabupaten Bandung.
Dalam pembuatan alatnya, universitas bermitra dengan sebuah perusahaan yang memiliki riwayat sebagai produsen pembuat sistem penimbangan untuk bayi dan balita. Hak paten sistem dan desain industrinya menurut Husnaeni, telah terdaftar pada 2020 dan 2021.
Rencana dalam pengembangan alat guna meningkatkan kemampuannya menggunakan EGCMS v.3.0. Secara otomatis akan melengkapi semua data dengan sistem manajemen data berbasis Internet of Things (IoT). Tujuannya untuk mempermudah penggunaan sehingga membantu proses pengumpulan data maupun pemantauan dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan.
Belajar Elektronika, Arduino, dan IoT step by step dengan bantuan tangga belajar? Daftar sekarang dan dapatkan PROMO
e-Growth Chart Monitoring System
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, tercatat 18 provinsi di Indonesia memiliki prevalensi 30-40 persen angka stunting alias cukup tinggi. Khusus Jawa Barat, tercatat ada 29.9 persen atau 2,7 juta balita mengalami stunting. Menurut World Health Organization atau WHO, stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai.
Dari data di atas, meminimal terjadinya stunting dengan bantuan teknologi IoT dalam perancangan alat dan sistemnya. Alat ini bisa ukur berat badan dan tinggi badan yang dilengkapi sistem pengklasifikasian status kondisi anak, yaitu kondisi stunting, gizi buruk, atau obesitas.
Dampak Penggunaan e-Growth Chart Monitoring System
Tim Husnaeni membagikan perangkat alat sebanyak 36 unit ke 36 desa di Kabupaten Bandung. Sosialisasinya melibatkan dosen dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran di bidang kesehatan masyarakat.
Di tahun 2022, tim peneliti berkolaborasi dengan tim riset dari Fakultas Keperawatan serta Teknologi Pangan Unpad dan sebuah mitra industri lainnya. Dengan adanya kolaborasi ini, harapan inovasi ini dapat memberrikan kontribusi dalam membantu program pemerintah menekan angka secara efisien dan optimal.
Pastinya dengan memiliki manajemen data berbasis IoT untuk mempermudah penggunaan sehingga membantu proses pengumpulan data maupun pemantauan dari Puskesmas atau Dinas Kesehatan nantinya
Buat Fanbot yang ingin belajar Internet of Things, Indobot telah kembali membuka program beasiswa bagi talenta digital bersama Kominfo RI dalam Digital Talent Scholarship Professional Academy (DTS PROA) batch 4 dengan judul pelatihan “Internet of Things (IoT) Advanced”. Pelatihan IoT tersebut menyediakan modul berbahasa Indonesia dengan kurikulum mulai dari dasar elektronika, Arduino, hingga IoT berbasis proyek (simulasi) yang disusun oleh tim Indobot Academy.
Yuk segera daftarkan diri anda untuk mengikuti seleksi Beasiswa IoT DTS PROA Batch 4! Jangan lewatkan kesempatan ini ya, karena kesempatan baik tidak datang dua kali ya.
Daftarkan segera dirimu dan cek persyaratan lengkapnya melalui link berikut :