Halo Fanbot
Teknologi IoT pastinya sudah tidak asing di telinga teman-teman ya. Kalau yang masih asing dapat lihat beberapa artikel di blog ini. Penerapan teknologi IoT sudah semakin marak di Indonesia dari bidang transportasi, pertanian, dan lainnya. Namun pastinya ada kendala di masa sekarang ini untuk dapat membangun IoT di Indonesia. Yuk kita lihat kendala apa saja yang membuat kita ragu untuk membangun IoT di Indonesia.
Meragukan Keamanan Sistem
Teman-teman pasti sudah tau terkait keamanan virtual yang sering terjadi di Indonesia. Adanya pihak ketiga yang ikut andil dalam pembacaan data membuat suatu sistem dirugikan.
Sistem IoT yang akan mengatur segala kebutuhan anda dengan internet pastinya akan menjadi resiko yang besar bagi penggunanya jika mengalami peretasan. Misalnya saja kita menggunakan smart home dengan menggunakan smart lock untuk penguncian pintu. Maka jika sistem IoT ini diretas, maka bukannya tambah aman, rumah malah semakin mudah untuk dilakukan pencurian. Jika yang diretas adalah smartphone dengan isi data kontak, foto, video, dan mungkin data diri, hal yang paling menakutkan adalah keamanan diri. Sedangkan jika data smart home yang kena retas, maka rumah yang menjadi ancaman. Jadi IoT sangat menakutkan bukan?
Yaps. jika terjadi peretasan, tentunya semuanya akan menjadi berbahaya baik identitas diri, harta, bahkan mungkin mendapatkan ancaman dari orang tidak bermoral. Solusi dari hal ini adalah sederhana yaitu peningkatan keamanan sistem. Kita dapat menggunakan cloud yang kuat atau sistem yang memiliki kata sandi yang rumit untuk menghindari mudahnya sistem kita untuk diretas. Namun jika masih ada keraguan, tambahkanlah sistem konfirmasi manual yang membuat kita tau apa yang terjadi dengan sistem kita. Kita juga dapat menambahkan pantauan keamanan yang memiliki warning ketika ada kejadian di luar kebiasaan pengguna.
Belajar Elektronika, Arduino, dan IoT step by step dengan bantuan tangga belajar? Daftar sekarang dan dapatkan PROMO
Kondisi Internet Kurang Stabil
Seperti namanya, Internet of Things akan membutuhkan internet untuk dapat terkoneksi dengan seluruh sistem. Namun apa yg terjadi jika tiba-tiba tidak ada internet di wilayah anda. Penyebab dari hilangnya koneksi internet ada beberapa hal, dari kuota habis, internet tidak terjangkau, atau mungkin ada kerusakan sistem internet dari pusat provider. Tentu saja hal ini akan sangat merepotkan untuk pengguna IoT. Contoh saja, ketika kita perlu melakukan konfirmasi melalui smartphone untuk membuka pintu rumah, malah tidak dapat terbuka sama sekali hanya karena internet tidak terkoneksi. Di Indonesia masalah koneksi internet memang belum menyebar ke seluruh wilayah, terutama di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Jangankan koneksi internet, listrik saja terkadang belum ada. Jadi bagaimana solusinya?
Beberapa wilayah yang belum didukung internet memang sulit untuk mendapatkan jangkauan sistem IoT. Seperti layaknya ingin menerapkan sistem E-Learning untuk sekolah yang bahkan listrik saja terbatas untuk penerangan. Semoga suatu saat program listrik untuk daerah 3T dapat tercapai secara keseluruhan di Indonesia.
Namun kita dapat memberikan solusi untuk internet yang tiba-tiba tidak bisa digunakan karena sebab tertentu, yaitu dengan memberikan tambahan program setting manual untuk keadaan darurat saat itu terjadi. Pastinya ketika kita menggunakan sistem IoT dari suatu Instansi, kita juga mendapatkan pelayanan darurat untuk kerusakan atau lainnya.
baca juga : Indonesia Punya! Bagaimana Perkembangan Smart City di Indonesia?
Faktor Ekonomi Masyarakat
Faktor ekonomi masyarakat sudah pasti menjadi faktor yang tidak bisa kita abaikan. Bagaimanapun ketika kita ingin menerapkan suatu teknologi yang secanggih apapun, jika tidak ada dananya maka akan terasa percuma dan cenderung untuk meninggalkannya.
Maka hal yang perlu kita lakukan adalah membuat teknologi IoT dengan harga yang murah dan memiliki manfaat yang besar. Bukan hanya itu, kita juga perlu menyesuaikan siapa yang akan menggunakan teknologi ini. Mungkin smart home tidak dapat diterapkan untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Namun Teknologi IoT bidang pertanian, peternakan dalam jumlah besar tetap bisa diterapkan bukan?
Teknologi Baru untuk “Mempermudah”
Suatu alat yang memiliki fungsi “mempermudah” cenderung dengan sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan tanpa alat tersebut, hanya saja jika menggunakan alat tersebut, kita akan lebih mudah dan efisien. Terdengar lebih mewah bukan?
Hal inilah yang menjadi salah satu sebab sistem IoT menjadi sistem yang masih terlihat mewah untuk beberapa orang bahkan instansi.
Jika kita melihat hal ini dari sudut pandang efisiensi suatu produk, maka segala sistem yang akan membuat produksi lebih banyak dengan kualitas yang tetap akan sangat menarik untuk menaikkan keuntungan. Namun jika orang yang melihat teknologi ini seperti kemewahan yang membuat kita lebih malas untuk bergerak, pasti akan beda cerita.
Solusinya adalah buatlah alat yang tidak hanya mempermudah saja, tetapi juga memiliki fungsi yang kongkrit untuk bisa menunjang kehidupan seseorang atau meningkatkan kualitas dan kuantitas suatu produksi.
baca juga: Antares, Platform Cloud IoT Indonesia
Itulah beberapa kendala yang membuat sistem IoT masih lambat untuk dikembangkan di Indonesia. Namun sudah pasti akan benar-benar berkembang. Seperti layaknya smartphone yang dulu masih menjadi teknologi baru untuk jenis telepon genggam. Begitu juga dengan sistem IoT yang akan secara perlahan memasuki seluruh sektor di Indonesia.
Mau belajar elektronika dasar? Arduino? atau Internet of Things? Ikuti kursus online Indobot Academy!