Desa Lamahu, Desa IoT Pertama di Indonesia

Indobot Update

Halo Fanbot ! Kali ini kita mau membahas tentang Desa Lamahu yang ternyata merupakan desa IoT pertama di Indonesia, Desa tersebut berada di Gorontalo

Menggunakan Internet of Things (IoT), atau untuk segalanya, sudah bukan topik atau tren yang baru lagi. Sebelum pandemi Covid-19, penggunaan internet untuk segala aktivitas manusia, dan sudah berkembang dari tahun ke tahun hingga akhirnya menjadi bagian dari kehidupan manusia. Apalagi untuk generasi Z, internet sudah melekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Karena mereka sudah lahir di era modern dengan banyak teknologi baru. 

Forbes Insight

Forbes Insight menunjukkan hingga 70% perusahaan di kawasan Asia Pasifik sangat percaya bahwa peran IoT dalam pengembangan bisnis sangat penting. Namun untuk Indonesia, menurut survei bisnis IoT, perusahaan Indonesia hanya menerima sekitar 8,9%. Angka tersebut masih di bawah Thailand yang mencapai angka 10,7%. Untungnya Indonesia hanya mengungguli Malaysia dengan 5,1%,Vietnam 2,1%, dan Filipina 2,8%.

Sementara itu, Asosiasi IoT Indonesia (Asioti) memprediksi permintaan perangkat IoT dalam negeri akan menurun. Pada tahun 2022, jumlah permintaan yang di gunakan di Indonesia akan mencapai hingga 400 juta sensor dan nilai pasar di proyeksikan sekitar 350 triliun.

Mereka memperkirakan bahwa pertumbuhan industri IoT akan di dorong oleh proses yang mempercepat pemulihan ekonomi, yang telah terbukti membutuhkan dorongan teknologi. Teknologi juga membantu membuat proses pengambilan keputusan lebih cepat sehingga lebih hemat waktu.

Implementasi ini di nilai sangat sesuai dengan implementasi desa digital yangs sedang di galakkan di negeri ini. Selain itu, letak geografis Indonesia yang seolah-olah menjadi pusat regulasi, tidak dapat di pusatkan di satu tempat, tetapi harus terintegrasi. 

Lamahu Command Center

Lamahu Command Center adalah ide dan konsep desa digital yang pertama kali hingga saat ini menjadi contoh untuk desa-desa lain yang ada di Indonesia. Meskipun letak desa tersebut jauh pusat kota, di sana banyak sekali perangkat pintar dan infrastruktur digital di sepanjang jalan melalui desa Lamahu, kecamatan Blanco Selatan, Bone Bolango, Gorontalo, dan juga terdapat 32 smartphone, 32 lampu otomatis, 32 kamera pengintai, dan 17 unit area Wifi gratis. 

Jumlah infrastruktur dan perangkat akan terus bertambah seiring dengan optimalisasi Lamahu Command Center untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Infrastruktur tersebut di mulai dengan dukungan telkomsel agar bisa mewujudkan desa mandiri secara digital. Dengan jumlah penduduk 326 kepala keluarga atau 1.219 jiwa, desa tersebut sudah di persiapkan dan menjadi pilot project desa digital pertama di Indonesia. 

Untuk memanfaatkan fungsi Comman Center, masyarakat yang menggunakan smartphone berbasis android harus memiliki aplikasi Panic Button. Aplikasi Panic Button ini memiliki tiga layanan hebat yaitu, layanan keamanan (E-Siskampling),kesehatan, dan pelayanan pengurus berkas kependudukan atau keterangan surat izin.

Aplikasi yang Mendukung Desa Digital

e-Fishery, Telkomsel, Kandang.in merupakan aplikasi yang menjadi pendukung desa digital. Proyek Desa Digital tidak berakhir disini. Gubernur Ridwan Kamil diketahui mulai memimpin Mega proyek Desa Digital di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Hal ini karena percobaan serentak di 5.300 seluruh desa yang ada di Jawa Barat. 

Ridwan Kamil telah mengembangkan tidak hanya Command Center yang dioperasikan di desa Lamahu, tetapi juga media sosial untuk iklan desa dan berita lokal, sistem e-commerce, dan berbagai aplikasi yang di sesuaikan dengan kepribadian dan ekonomi di masing masing desa.

Desa Digital atau Digital Village merupakan salah satu strategi masyarakat pedesaan terkait penetrasi internet dan teknologi dan dinilai efektif. Masyarakat desa juga dapat menggunakannya secara efisien. 

Beberapa startup atau start-up juga telah mendukung dan menjalin kerjasama dalam rangka pembangunan desa digital. Untuk konektivitas internet, sebagai komponen dasar, operator seluler seperti PT Telkomunikasi Selular (Telkomsel) yang harus tersedia. Startup yang lain seperti Kandang.in dan e-Fishery juga ikut bekerja sama untuk memajukan potensi ekonomi masing-masing desa. 

Penetrasi teknologi di harapkan menjadi pekerjaan rumah terpenting bagi negara Indonesia. Satu-satunya hal yang perlu di ingat adalah bahwa lilin kecil yang tersebar di seluruh negeri menciptakan potensi besar. Tak heran, Indonesia di perkirakan akan menjadi market IoT terbesar di Asia Tenggara dan Asia Pasifik di masa yang akan datang 

 

Buat Fanbot yang ingin belajar Internet of Things, Indobot telah kembali membuka program beasiswa bagi talenta digital bersama Kominfo RI dalam Digital Talent Scholarship Professional Academy (DTS PROA) batch 3 dengan judul pelatihan “Internet of Things (IoT) Fast Track”. Pelatihan IoT tersebut menyediakan modul berbahasa Indonesia dengan kurikulum mulai dari dasar elektronika, Arduino, hingga IoT berbasis proyek (simulasi) yang di susun oleh tim Indobot Academy.

Yuk segera daftarkan diri anda untuk mengikuti seleksi Beasiswa IoT DTS PROA Batch 3! Jangan lewatkan kesempatan ini ya, karena kesempatan baik tidak datang dua kali ya. 

Ingin Tahu Program Kami Lebih Lanjut?

Silahkan isi Formulir Dibawah Ini untuk Diskusi dengan Tim Indobot Academy.

Baca Juga

Bagikan:

Tinggalkan komentar

whatsapp whatsapp