Internet of Things (IoT) memainkan peran penting dalam menjaga kualitas produk makanan dengan memungkinkan pemantauan dan pengendalian yang lebih baik selama seluruh rantai pasokan makanan.
Dua Puluh Juta Kasus Keracunan Makanan Per Tahun di Indonesia
Menurut statistik yang dirilis oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), setiap tahun terjadi sekitar 20 juta kasus keracunan makanan di Indonesia. Keamanan pangan menjadi hal yang sangat penting, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap pembangunan sosial ekonomi suatu negara serta pertumbuhan lintas-sektoral.
Keamanan pangan mengacu pada perlunya penanganan yang tepat dalam proses memasak dan pengawetan makanan guna melindungi konsumen dari potensi penyakit yang sering disebabkan oleh makrobia seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Baca Juga 5 Penerapan IoT di Bidang Kesehatan
Meskipun metode penilaian keamanan pangan bervariasi dari satu negara ke negara lain, teknologi memegang peran penting dalam memastikan efektivitas pengendalian keamanan pangan. Indonesia sendiri telah mengadopsi Era Industri 4.0 yang mencakup berbagai sektor industri, termasuk industri makanan.
Pemanfaatan IoT Memastikan Kualitas Produk Makanan
Dalam konteks ini, Internet of Things (IoT) memiliki potensi besar untuk meningkatkan keamanan pangan dengan memanfaatkan konektivitas dan pengumpulan data yang diberikan oleh perangkat terhubung.
Berikut beberapa cara di mana IoT berperan dalam menjaga kualitas makanan:
Pemantauan suhu
Sensor IoT dapat dipasang di lemari pendingin, gudang penyimpanan, dan kendaraan pengiriman untuk memantau suhu secara real-time. Jika suhu melampaui batas yang di tetapkan, sistem IoT akan memberikan peringatan kepada pihak yang berwenang sehingga mereka dapat mengambil tindakan segera untuk mencegah kerusakan makanan yang di sebabkan oleh suhu yang tidak tepat.
Pemantauan kelembaban
Kelembaban yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan jamur dan bakteri pada makanan. Sensor kelembaban IoT dapat membantu memantau kelembaban di ruang penyimpanan dan mengirimkan peringatan jika ada fluktuasi yang tidak normal. Dengan demikian, langkah-langkah pencegahan dapat di ambil untuk menjaga makanan tetap segar dan aman.
Pemantauan kualitas udara: Udara yang terkontaminasi dapat berdampak negatif pada kualitas makanan. Sensor IoT yang terhubung ke jaringan dapat mendeteksi kualitas udara, seperti konsentrasi gas, kelembaban, dan partikel-partikel terkontaminasi. Jika kualitas udara tidak memenuhi standar yang di tetapkan, tindakan perbaikan dapat di ambil untuk menjaga makanan tetap aman.
Pelacakan dan identifikasi
Dengan menggunakan teknologi RFID (Radio Frequency Identification) atau barcode, IoT dapat membantu melacak dan mengidentifikasi makanan sepanjang rantai pasokan. Hal ini memudahkan dalam mengetahui asal-usul makanan, tanggal produksi, tanggal kedaluwarsa, dan informasi penting lainnya. Dengan memiliki data ini secara real-time, produsen dan distributor dapat dengan cepat melacak dan mengambil tindakan jika terjadi masalah pada kualitas makanan.
Selain itu dengan adanya teknologi RFID menghindarkan potensi keracunan akibat makanan kadaluarsa yang terjadi di Indonesia.
Baca Juga Cara Membaca Kode Tag RFID
Analisis data dan prediksi
IoT juga memungkinkan pengumpulan dan analisis data yang besar untuk memahami tren dan pola yang berkaitan dengan kualitas makanan. Dengan menggunakan teknik analisis data dan kecerdasan buatan, IoT dapat membantu memprediksi potensi risiko terkait dengan kualitas makanan, seperti kontaminasi atau kerusakan, sehingga langkah-langkah pencegahan dapat di ambil sebelum masalah tersebut terjadi.
Dengan adanya solusi IoT yang canggih seperti ini, pemantauan dan pengendalian kualitas makanan dapat di lakukan secara efektif dan efisien. Membantu menjaga makanan tetap segar, aman, dan sesuai standar kualitas yang di tetapkan.