Pernahkah fanbot membeli perangkat IoT seperti arduino namun tidak sesuai di marketplace? Salah satu proses yang biasa terjadi dalam suatu transaksi perdagangan adalah retur barang dari pihak pembeli kepada penjual. Apakah proses tersebut merugikan pihak penjual?
Pengembalian barang dari pihak pembeli kepada penjual biasanya merupakan suatu proses yang cukup rumit, di bandingkan membeli barang seperti biasa.
[lwptoc]
Pasalnya, kondisi seperti ini harus di lakukan pengecekan terlebih dahulu, apakah alasan pengembalian barang bisa di terima pihak penjual atau tidak.
Di samping itu, kepuasan pelanggan adalah tujuan utama yang harus di jaga oleh pihak penjual. Prosedur pengembalian barang jangan sampai membuat pelanggan merasa kecewa.
Jika Kamu baru memulai bisnis online atau offline, ketahui terlebih dahulu apa itu retur barang, syarat, dan cara pengembaliannya seperti berikut ini:
Pengertian Retur Barang
Dalam lingkup bisnis dan perdagangan, adanya retur barang merupakan hal yang bisa terjadi kapan saja.Retur itu apa? Retur barang merupakan proses pengembalian barang dari pembeli ke penjual.
Barang tersebut di kembalikan dengan alasan tertentu yang bisa di terima, seperti barang rusak, tidak sesuai pesanan, hingga kurang memenuhi standar kualitas yang di harapkan pembeli.
Retur barang juga bisa terjadi karena kesalahan dari pihak penjual ketika mengirim produk ke pembeli, atau karena adanya kelebihan persediaan.
Ketika terjadi pengembalian barang tersebut, bukan hanya barang tetapi juga pengembalian uang juga termasuk dalam proses tersebut dengan tujuan untuk kepuasan pelanggan.
Adanya retur barang juga bisa mempengaruhi reputasi penjual. Jika kita sebagai penjual barang, maka kita di tantang untuk menyelesaikan masalah tersebut agar pelanggan merasa puas.
Baca Juga Strategi Riset Pasar
Kapan kita harus melakukan retur barang kepada pihak penjual? Pada umumnya, retur barang di lakukan dalam kondisi seperti berikut ini:
Barang tidak sesuai pesanan, pembeli menerima produk yang tidak sesuai pesanan mereka, bisa terjadi karena kesalahan komunikasi antara seller dan buyer sebelumnya.
Kelebihan persediaan, pihak penjual melakukan kesalahan pengiriman, sehingga pembeli yang tidak memesan barang ingin mengembalikannya.
Kesalahan pengiriman, sudah pasti barang yang di terima pembeli bukan yang mereka pesan. Biasanya pembeli akan segera meminta untuk melakukan retur barang secepatnya.
Syarat Retur Barang
Sebaiknya diperhatikan dengan seksama oleh pihak pembeli. Syarat yang berlaku disesuaikan dengan kebijakan penjual.
Namun, pada umumnya syarat retur barang dari pihak penjual atau seller itu hampir sama, yaitu sebagai berikut:
Baca Juga Teknologi Smart Warehouse berbasis IoT
Waktu Pengembalian
Pihak penjual biasanya memiliki batas waktu dalam hal retur barang. Oleh karena itu, pihak pembeli harus mengembalikan barang dalam jangka waktu yang ditentukan. Tujuannya, agar pembeli lebih cepat memperoleh pengembalian barang atau uang.
Kondisi Barang
Syarat retur barang berikutnya berdasarkan kondisi barangnya. Kondisi awal saat di terima pihak pembeli harus sama dengan kondisi ketika pengembalian ke pihak penjual.
Artinya, barang tersebut tidak akan di terima sebagai pengembalian barang jika rusak, di ubah, atau menjadi berbeda dari sebelumnya.
Kelengkapan Barang
Barang yang di retur juga harus lengkap bagiannya, seperti saat pengepakan dan pengiriman oleh pihak penjual di awal.
Bukti Pembelian
Saat hendak melakukan pengembalian barang, pembeli sebaiknya mengirimkan kepada pihak penjual tanda bukti pembelian yang asli dari pihak penjual saat proses pembelian awal.
Biaya Pengiriman
Selain bukti pembelian, bukti pengiriman juga harus dikirimkan pembeli kepada pihak penjual, berupa struk yang masih utuh dan jelas.
Kebijakan Pengembalian
Pihak penjual mungkin mengeluarkan kebijakan dalam hal pengembalian uang dengan aturan yang berbeda-beda. Sebagian penjual mungkin akan mengembalikan uang secara penuh.
Sebagian lagi mungkin memiliki aturan retur barang dan pengembalian uang yang berbeda, seperti pengembalian sebagian uang atau memberikan dalam bentuk kredit ke toko.
Cara Pengembalian Barang dengan Benar
Sebelum melakukan retur barang, sebaiknya pihak pembeli membaca syarat retur barang dan juga memahaminya sesuai dengan prosedur yang diajukan pihak penjual.
Dengan begitu, proses retur barang akan berjalan dengan lancar, proses pengembalian barang atau uang lebih cepat, dan pihak pembeli juga akan merasa puas.
Baca Juga: Cara Optimasi Bisnis Melalui Sosmed
Kunci dari retur barang yang sukses adalah dengan memahami syarat pengembalian barang dan cara retur barang yang benar yang disampaikan pihak seller. Selengkapnya sebagai berikut:
- Baca terlebih dahulu kebijakan retur dari pihak penjual, karena kebijakan pengembalian barang ini bisa berbeda-beda antar penjual satu dengan yang lainnya.
- Persiapkan barang yang akan dikembalikan, pastikan kondisinya masih tetap sama dengan saat diterima. Pastikan kemasan masih rapi, dokumen lengkap, dan barangnya tidak rusak.
- Kontak penjual, pastikan pembeli menghubungi pihak penjual terlebih dahulu melalui layanan pelanggan atau email. Beritahukan bahwa Kamu ingin mengembalikan barang, lalu sampaikan semua informasi yang ditanyakan pihak seller.
- Ikuti Petunjuk Retur, pihak penjual nantinya akan memberikan petunjuk tentang cara retur barang dan apa saja yang harus dilakukan, agar proses pengembalian menjadi lebih cepat dan efisien
- Tunggu konfirmasi, jika kita sebagai pembeli maka kita hanya tinggal menunggu konfirmasi dari penjual, bahwa barang yang kita kirimkan sudah diterima pihak penjual. Tujuannya, agar kita mengetahui kapan proses retur barang mulai dilakukan pihak seller.
- Berikan Ulasan, saling mendukung para pelaku bisnis online dan offline, dengan memberikan ulasan positif untuk mereka.
- Setiap ulasan yang diberikan bahkan dapat membantu memberikan informasi pada seller, tentang kapan mereka harus memperbaiki layanan dan memberikan informasi yang bermanfaat untuk pelanggan di masa depan.
Untung dan Rugi Pengembalian Barang
Keuntungan dan kerugian dari melakukan retur barang sebenarnya tergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi barangnya, perjanjian pembeli dan penjual, hingga kebijakan toko terkait.
Baik pihak penjual dan pembeli, bisa mengalami kerugian dengan adanya retur barang tersebut. berikut ini beberapa kerugian yang bisa d ialami kedua belah pihak:
Pihak Penjual
- Harus membayar biaya tambahan untuk proses retur barang seperti biaya pengiriman
- Risiko barang rusak ketika proses pengembalian barang ke pihak penjual
- Nilai barang menurun, jika barang telah d igunakan sebelumnya oleh pembeli, bisa jadi nilainya akan menurun terutama produk yang memiliki batas waktu
- Persediaan, retur barang mempengaruhi persediaan toko si penjual. Kemungkinan barang sudah tidak bisa di jual lagi atau harus di perbaiki terlebih dahulu sehingga membutuhkan biaya tambahan.
Pihak Pembeli
- Biaya tambahan seperti biaya pengiriman yang harus di bayar
- Kerugian waktu ketika menunggu proses retur barang itu sendiri
- Keterbatasan pengembalian barang yang mungkin tidak sama seperti pesanan awal
- Nilai barang menurun karena pembeli hanya mendapatkan kembali sebagian dari harga beli
- Tidak ada jaminan retur barang dari beberapa penjual yang tentu merugikan pembeli
Agar kondisi retur barang bisa di minimalisir, maka baik pihak penjual maupun pembeli harus lebih teliti lagi ketika melakukan transaksi pembelian, terutama untuk transaksi belanja online.